Kamis, 23 April 2020

BAB 1 Tafsir Kelas XI Semester 1

Pada postingan ini, peserta didik dapat melihat materi BAB 1 Tafsir Kelas XI Semester 1



TAAT KEPADA ALLAH DAN RASUL






A.  QS. An Nūr (24) : 54
1.    Redaksi Ayat

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا 
وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ 


Arti Mufradat



1.    Makna Mufradat
·         Kata تَوَلَّوْا, berpaling  asalnya adalah tatawallau; maksudnya pembicaraan ini ditujukan kepada mereka (maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya) yaitu menyampaikan risalah (dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepada kalian) yakni untuk taat kepadanya (dan jika kalian taat kepadanya, niscaya kalian mendapat petunjuk.  Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan amanat Allah dengan terang") yaitu secara jelas dan gamblang.
·         Kata  أَطِيْعُوْا / taatlah, mengandung makna perintah untuk mengikuti dan mematuhi apa yang menjadi obyek ketaatan dengan syarat tertentu yang disertai dengan ciri-ciri tertentu dalam perilaku, baik dinyatakan maupun dirahasiakan. Penyebutan kata athii’u/ taatilah, yang dirangkai dengan kata Allah dan Rasul أَطِيْعُوا الله وَأَطِيْعُواالرَّسُوْل menunjukkan bahwa ketaatan kepada Rasul harus dilakukan dengan tanpa syarat, sekaligus menunjukan bahwa tidak ada perintah Rasul yang salah atau keliru dan tidak ada yang bertentangan dengan perintah Allah SWT.
·         Kata حُمِّلَ /beban, untuk menggambarkan kewajiban yang harus dilaksanakan. Hal ini mengesankan bahwa hal tersebut akan terus terpikul dengan berat sampai terselesaikanya tugas dan kalau tidak maka beban berat berupa dosa akan terbawa hingga hari kiamat.

2.    Terjemah
54. Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang".



3.    Analisa Kandungan Ayat
Taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah sifat mulia yang harus dimiliki oleh setiap umat Islam. Taat yang dimaksudkan itu ialah kesetiaan menjunjung serta mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.  Setiap orang Islam hendaknya taat dan setia hanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Terhadap ketaatan selain kepada Allah dan rasul-Nya tidaklah otomatis, akan tetapi harus dengan syarat tidak bertentangan dengan apa yang diperintah dan dilarang oleh Allah dan Rasul. Panandangan ini berdasar pada redaksi QS. An Nisa’ (4) : 59.
Dalam QS. An Nisa’ (4) : 59 tersebut perintah taat kepada Rasul diulangi seperti halnya pada perintah taat kepada Allah. Tetapi perintah taat kepada pemerintah, pimpinan, penguasa tidak disebut berulang, hal ini menanandakan bahwa perintah taat kepada selain Allah dan Rasul dapat dilaksanakan jika tidak betentangan dengan perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya, begitu pula sebaliknya perintah taat  terlarang untuk dilaksanakan karena bertentangan dengan perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya.


1.      Materi Pembelajaran Pertemuan 3 dan 4
A.  QS. An Nisa’ (4) : 80
1.    Redaksi Ayat
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
2.    Arti Mufradat
t أَطَاعَ
: telah mentaati
تَوَلَّى
: berpaling (dari ketaatan itu)

3.    Makna Mufradat
Kalimat فَماَ أَرْسَلْنَكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظاً  maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. Dimaksudkan agar  Rasul SAW., tidak menggebu-gebu dan merasa bersalah jika manusia tidak beriman. Hal ini dimaksudkan untuk meringankan beban yang sedemikian besar.


Terjemah
80.  Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.

4.    Analisa Kandungan Ayat
Perintah atau larangan Rasul dalam hal-hal di luar agama tidaklah berfungsi wajib atau haram. Rasul menerima pendapat dari sahabatnya yang lebih ahli, seperti pada pertanian dan pertahanan. Menurut sejarah, para sahabat bertanya lebih dahulu apakah perintah atau larangan itu dari Allah atau pendapat Rasul sendiri. Jika dari Allah maka mereka menaati tanpa ragu-ragu dan jika ini pendapat Muhammad pribadi maka para sahabat baru menyampaikan pendapat mereka. Hal ini seperti ketika Rasul menentukan tempat untuk pertahanan ketika peperangan Badar dan diberi masukan oleh seorang sahabat, lalu beliau menerima. Demikian juga pada saat perang Khandaq. 
Selanjutnya dalam ayat ini Allah menghendaki agar Rasul-Nya (Muhammad) tidak mengambil tindakan kekerasan atau tindakan paksaan terhadap orang yang tidak menaatinya, karena ia diutus hanya untuk sekadar menyampaikan berita gembira dan ancaman. Keimanan manusia pada kerasulannya tidak digantungkan kepada paksaan tetapi kepada kesadaran setelah menggunakan pikiran.
Perlu dicatat bahwa ketika terjadi perundingan Hudaibiyah, sebagian besar sahabat berat hati menerima rincian perjanjian itu. Umar bin Khattab secara tegas mempertanyakan mengapa syarat perjanjian itu diterima. Akhirnya semua terdiam dan menerima dengan tenang setelah Nabi bersabda “Aku adalah utusan Allah“ Demikian mereka membedakan kedudukan beliau sebagai rasul dan pribadi.

A.    Menyimpulkan
1.      Ketaatan pada perintah Allah dan Rasul-Nya pasti mengandung kemanfaatan yang besar bagi manusia.
2.      Perintah taat kepada selain Allah dan Rasul-Nya harus dilihat kesesuaiannya dengan syariat atau tidak.
3.      Rasul adalah manusia pilihan, taat kepada beliau dinilai taat kepada Allah.

Keengganan manusia untuk taat kepada Rasul bukan menjadi masalah baginya, karena Rasul adalah pengemban perintah dan penyampai risalah Allah di bumi, demi kemaslahatan manusia.

0 komentar:

Posting Komentar